Minggu, 11 Mei 2014

Review Jurnal Manajemen Risiko Keamanan Informasi Dengan Menggunakan Metode Octave

Muhammad Ryan Ardiyansyah 13.2010.1.00236

Link Jurnal : http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ME/article/view/480/529

PENDAHULUAN
Sistem informasi saat ini merupakan sumber daya penting, mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing, kompetensi utama, dan dalam keberlangsungan hidup dari suatu organisasi. Kenyamanan, kemudahan dan keuntungan yang dijanjikan dalam setiap pengembangan dan implementasi suatu sistem informasi, disadari juga sebagai upaya yang menjadikan atau menempatkan sistem informasi semakin rentan akan potensi ancaman (threats). Sehingga menjadi suatu prinsip dasar bahwa dalam pengelolaan sistem informasi juga harus diimbangi dengan perhatian yang serius terhadap keamanan system informasi (information system security).
Prinsip-prinsip kerahasiaan, integritas dan ketersediaan data dan informasi (confidentiality, integrity and availability – CIA) menjadi taruhan utama dalam setiap upaya-upaya pengamanan terhadap sistem informasi. Kebijakan, prosedur, teknik dan mekanisme keamanan harus mampu menjamin sistem informasi dapat terlindungi dari berbagai potensi ancaman yang mungkin timbul. Atau setidaknya mampu mengurangi kerugian yang diderita apabila ancaman terhadap sistem informasi teraktualisasi.


FRAMEWORK MANAJEMEN KEAMANAN RISIKO SISTEM INFORMASI

Evaluasi kegiatan mempertimbangkan apa yang terjadi selama evaluasi, ketika sebuah organisasi yang melakukan evaluasi risiko keamanan informasi, maka untuk melakukan kegiatan :

  • • Identify
  • • Analyze 
  • • Plan
  • • Implement
  • • Monitor
  • • Control
 
METODE OCTAVE

Sistem informasi adalah hal yang berharga bagi kebanyakan organisasi sekarang ini. Bagaimanapun, banyak organisasi yang menjalankan strategi keamanan dengan memfokuskan diri pada kelemahan infrastruktur, mereka gagal menetapkan akibat terhadap aset informasi yang paling penting milik mereka. Hal ini menimbulkan kesenjangan antara operasional organisasi dengan persyaratan teknologi informasi sehingga menempatkan aset dalam resiko. Banyak pendekatan manajemen resiko keamanan informasi yang tidak lengkap, sehingga gagal mencakup seluruh komponen resiko (aset, ancaman, dan vulnerability). Banyak organisasi kemudian menyewa konsultan untuk mengevaluasi resiko keamanan informasi dalam organisasinya. Hasilnya mungkin tidak sesuai dengan perspektif organisasi tersebut. Risk assessment yang dilakukan sendiri oleh organisasi yang bersengkutan memberikan pengetahuan untuk memahami resiko dan membuat keputusan yang tepat.
Langkah pertama untuk mengelola resiko keamanan informasi adalah mengenali apakah resiko organisasi yang menerapkannya. Setelah resiko diidentifikasi, organisasi dapat membuat rencana penanggulangan dan reduksi resiko terhadap masing-masing resiko yang telah diketahui. Metode OCTAVE (The Operationally Critical Threat, Asset, and Vulnerability Evaluation) memungkinkan organisasi melakukan hal di atas. OCTAVE adalah sebuah pendekatan terhadap evaluasi resiko keamanan informasi yang komprehensif, sistematik, terarah, dan dilakukan sendiri. Pendekatannya disusun dalam satu set kriteria yang mendefinisikan elemen esensial dari evaluasi resiko keamanan informasi
Kriteria OCTAVE memerlukan eveluasi yang harus dilakukan oleh sebuah tim (interdisipliner) yang terdiri dari personil teknologi informasi dan bisnis organisasi. Anggota tim bekerjasama untuk membuat keputusan berdasarkan resiko terhadap aset informasi kritis organisasi. Pada akhirnya, kriteria OCTAVE memerlukan katalog informasi untuk mengukur praktek organisasi, menganalisa ancaman, dan membangun strategi proteksi. Katalog ini meliputi:

  • • catalog of practices – sebuah koleksi strategi dan praktek keamanan informasi
  • • generic threat profile – sebuah koleksi sumber ancaman utama
  • • catalog of vulnerabilities – sebuah koleksi dari vulnerability berdasarkan platform dan aplikasi.
  
TAHAPAN OCTAVE :
  • • Tahap Persiapan
  • • Tahap 1: Membangun Aset Berbasis Ancaman Profil
  • • Tahap 2: Identifikasi Infrastruktur Vulnerabilities
  • • Tahap 3: Mengembangkan Strategi Keamanan dan Perencanaannya 
ANALISAN DAN PEMBAHASAN 
  • • Tahap I Membangun Aset Berbasis Ancaman Profil : Pada metode OCTAVE sumber-sumber ancaman terhadap aset-aset indormasi dalam 4 sumber yakni :
  • • Tidakan sengaja oleh manusia (Deliberate Action by People) baik dari dalam (inside) maupun dari luar (outside).
  • • Tindakan tidak sengaja oleh manusia (Accidental Action by people) baik dari dalam (inside) maupun dari luar (outside).
  • • Sistem yang bermasalah (systems ploblem) meliputi hardware dan software yang cacat, kode berbahaya (virus worm, trojan, back door).
  • • Masalah-masalah lain (other problems) seperti padamnya arus listrik, ancaman bencana alam, ancaman lingkungan, gangguan telekomunikasi.
  • • Tahap II Identifikasi Infrastruktur Vulnerabilities : Tahap kedua melakukan evaluasi kelemahan (vulnerability) terhadap jaringan infrastruktur komputasi yang digunakan oleh organisasi. Dilakukan dengan cara menseleksi komponen-komponen penting yang dapat mempengaruhi kinerja jaringan sistem komputer.
  • • Tahap III Mengembangkan Strategi Keamanan dan Perencanaannya : Dari tahap I dan II diperoleh profil ancaman dan kelemahan infrastruktur sistem jaringan informasi. Pada tahap III ditindaklanjuti dengan merangkum kegiatan sebelumnya menjadi bentuk profil risiko dengan tingkat ukuran risiko (secara kualitatif) yang dikaitkan dengan dampaknya bagi perusahaan serta rencana mitigasi risiko.
    Pada level pengukuran resiko ditentukan secara subyektifitas asumsi yang dimilki organisasi terhadap level risiko.
KESIMPULAN 
Metode ini merupakan metode sangat sederhana yang  dirancang  untuk memberikan  ringkasan  yang  luas tentang  resiko  keamanan  komputer  dan sistem informasi.  Metode OCTAVE memberikan panduan secara sistemik dan komprehensif dalam manajemen risiko keamanan informasi. Metode ini lebih menekankan pengelolaan risiko berbasis ancaman (threat) dan kelemahan (vulnerability) terhadap aset-aset informasi organisasi meliputi perangkat keras, lunak, sistem, informasi dan manusia.